Indonesia sedang berada dalam salah satu fase paling panas dalam sejarah demokrasi modernnya. Gelombang demonstrasi yang dimulai sejak 25 Agustus 2025 menjalar hampir ke seluruh daerah, dipicu oleh kontroversi tunjangan besar anggota DPR serta kasus tragis kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online berusia 21 tahun yang meninggal dunia setelah terlindas kendaraan taktis Brimob.
Dalam lima hari terakhir, aksi meluas ke berbagai kota besar dan menengah, dengan tingkat eskalasi berbeda mulai dari aksi damai hingga kerusuhan besar yang menelan korban jiwa. Per Sabtu, 30 Agustus 2025, berikut adalah gambaran lengkap situasi di berbagai daerah.
Jakarta: Pusat Demonstrasi dan Simbol Kemarahan
Jakarta menjadi episentrum awal demonstrasi. Ribuan mahasiswa, buruh, dan komunitas pengemudi ojek online memadati kawasan DPR dan MPR sejak 25 Agustus. Tuntutan massa berfokus pada pembatalan tunjangan DPR yang dinilai terlalu besar serta desakan agar aparat bertanggung jawab atas kematian Affan Kurniawan.
Situasi cepat memanas ketika aparat menggunakan gas air mata dan water cannon. Massa membalas dengan lemparan batu, botol, hingga petasan. Sejumlah halte TransJakarta dibakar, kaca gedung pemerintah pecah, dan fasilitas MRT terganggu. Transportasi publik lumpuh, warga Jakarta kesulitan mobilitas, dan sebagian ruas jalan protokol ditutup untuk mengantisipasi kerusuhan lebih lanjut (AP News).
Makassar: Tragedi Gedung DPRD yang Memakan Korban Jiwa
Makassar menjadi pusat perhatian nasional setelah gedung DPRD Sulawesi Selatan dibakar massa. Api berkobar hebat pada Jumat malam, 29 Agustus, menyebabkan tiga orang tewas dan lima lainnya luka-luka. Dua korban terluka parah karena melompat dari lantai atas demi menyelamatkan diri.
Peristiwa ini memperlihatkan eskalasi paling tinggi dari rangkaian demonstrasi nasional. Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan pernyataan resmi menyampaikan duka cita, mengecam tindakan represif aparat, dan memerintahkan investigasi menyeluruh untuk mencari akar masalah serta menindak pihak yang bersalah (Reuters).
Bandung: Dari Solidaritas ke Kerusuhan
Kota Bandung awalnya menjadi titik solidaritas untuk Affan Kurniawan. Massa berkumpul di sekitar Gedung DPRD Jawa Barat dan Gedung Sate. Namun suasana cepat berubah setelah bentrokan pecah antara demonstran dan aparat.
Rumah warga terbakar, kendaraan pribadi hangus, dan sejumlah aset pemerintah rusak. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan, namun langkah ini justru memperbesar eskalasi. Jalan-jalan utama di pusat kota lumpuh, dan Bandung mencatat salah satu kerusuhan terbesar di Pulau Jawa pada pekan ini (Tirto.id).
Yogyakarta: Kota Pelajar Ikut Bergerak
Yogyakarta, dengan basis mahasiswa yang kuat, juga menjadi arena demonstrasi. Ribuan mahasiswa dan aktivis berkumpul di Tugu Yogyakarta dan Alun-alun Utara. Massa menutup jalan dengan barikade ban terbakar, berorasi menuntut keadilan, dan menyerukan reformasi kepolisian.
Polisi menanggapi dengan gas air mata. Beberapa mahasiswa terluka akibat bentrokan langsung. Sultan Hamengkubuwono X turun ke lapangan mencoba meredam situasi, tetapi massa tetap bertahan hingga malam hari. Yogyakarta menegaskan bahwa mahasiswa masih menjadi motor penggerak kritik sosial dan politik.
Surabaya: Ricuh di Grahadi
Di Surabaya, ribuan massa memadati Gedung Negara Grahadi. Aksi yang dimulai dengan orasi berubah ricuh ketika terjadi pelemparan batu dan pembakaran ban. Beberapa kendaraan pemerintah rusak, dan pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza menutup operasional lebih awal untuk mencegah kerugian lebih besar.
Polisi menurunkan ribuan personel, menutup jalan utama, dan menggunakan water cannon. Kericuhan baru mereda menjelang dini hari, namun kerugian materi di Surabaya cukup besar dan meninggalkan jejak kerusakan di pusat kota (AP News).
Medan dan Gelombang Sumatra
Medan menjadi salah satu kota pertama yang diguncang aksi sejak 25 Agustus. Massa mengepung DPRD Sumatra Utara, menolak tunjangan DPR dan menuntut keadilan untuk Affan. Bentrokan terjadi dan menimbulkan korban luka dari kedua belah pihak.
Solidaritas meluas ke kota-kota Sumatra lain seperti Padang, Jambi, dan Banda Aceh. Beberapa aksi berlangsung damai, namun lainnya ricuh ketika aparat menurunkan water cannon. Hal ini menegaskan bahwa protes tidak hanya berpusat di Jawa, melainkan juga merambah Sumatra.
Solo: Gedung DPRD Hangus
Di Solo, ribuan massa memadati DPRD Surakarta. Aksi berubah menjadi kerusuhan ketika bom molotov dilemparkan ke gedung Sekretariat DPRD. Gedung terbakar hebat, dan Brimob terlibat bentrokan dengan demonstran. Puluhan mahasiswa ditangkap sebagai provokator. Solo yang biasanya relatif tenang kini menjadi bagian dari arus protes nasional (Patroli Indonesia).
Madiun: Tuntutan Damai
Madiun menampilkan warna berbeda. Aksi di kota ini berjalan damai dengan massa dari Aliansi Masyarakat Madiun Menggugat berkumpul di depan DPRD. Mereka membawa spanduk besar berisi tuntutan reformasi DPR dan kepolisian. Tidak ada bentrokan dengan aparat, tetapi aksi ini menunjukkan bahwa protes sudah merambah hingga kota menengah di Jawa Timur (Jurnalzone.id).
Manado, Gorontalo, dan Palu: Sulawesi Turut Memanas
Di Manado, massa memblokade jalan utama menuju kantor pemerintahan. Ban-ban dibakar di tengah jalan dan asap menutupi sebagian wilayah. Di Gorontalo dan Palu, aksi serupa terjadi dengan tuntutan yang sama, yaitu keadilan bagi Affan dan reformasi sistem kepolisian.
Aparat berusaha menahan eskalasi dengan pendekatan persuasif, namun tetap menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Wilayah timur Indonesia pun kini masuk dalam peta demonstrasi nasional.
Kalimantan dan Papua: Solidaritas di Pinggiran Negeri
Palangka Raya menjadi saksi aksi mahasiswa dan pengemudi ojek online yang berakhir ricuh. Water cannon digunakan untuk membubarkan massa dan sejumlah orang ditangkap.
Di Papua, Manokwari menjadi pusat aksi solidaritas. Massa melakukan long march dengan membawa poster bergambar Affan Kurniawan. Aksi berlangsung damai, tetapi memperlihatkan bahwa gelombang demonstrasi sudah benar-benar nasional, dari barat hingga timur negeri ini.
Dampak Nasional
Gelombang demonstrasi ini membawa dampak luas.
- Ekonomi: IHSG jatuh tajam, rupiah melemah, dan investor menahan diri di tengah ketidakpastian politik (FT).
- Pemerintah: Presiden Prabowo menyerukan ketenangan, menahan sejumlah anggota Brimob terkait kasus Affan, dan berjanji melakukan investigasi terbuka.
- HAM: Ribuan demonstran ditangkap, termasuk anak di bawah umur, memicu kritik keras dari organisasi masyarakat sipil dan lembaga internasional (Waspada.id).
Kesimpulan
Demonstrasi nasional Agustus 2025 telah menjangkau lebih dari dua puluh kota. Dari Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar hingga Manokwari, rakyat bersatu menyuarakan protes terhadap ketidakadilan sosial dan tindak represif aparat. Tragedi Makassar menegaskan bahwa gelombang ini bukan sekadar protes biasa, melainkan seruan perubahan struktural.
Sejarah akan mencatat bahwa Agustus 2025 adalah momen ketika suara rakyat mengguncang pemerintahan. Pemerintah kini dihadapkan pada pilihan sulit: melakukan reformasi nyata atau menghadapi potensi gelombang protes yang lebih besar di masa depan.
