Suzuki A100: Menembus Pasar Indonesia di Era 1970-an

Kehadiran Suzuki A100 di Indonesia tidak terlepas dari upaya importir lokal dalam memasarkan motor sport kompak ini. PT. Indohero Steel & Engineering Co. menjadi importir resmi yang membawa A100 ke pasar otomotif Tanah Air pada tahun 1973, meskipun model ini telah dipasarkan di Jepang sejak 1966.

Pada masa itu, A100 menjadi salah satu pesaing tangguh di antara Yamaha L2G, L2 Super, dan Honda CB. Meskipun desainnya mirip dengan kompetitor-kompetitornya, A100 memiliki keunggulan dengan menggunakan mesin 2-tak, sementara pesaingnya mengusung mesin 4-tak.

Keunggulan teknologi mesin 2-tak Suzuki A100 dalam menghasilkan tenaga dan bobot yang lebih ringan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen Indonesia di era 1970-an. Tidak heran jika motor ini mampu mengukir sejarah dan menjadi legenda otomotif di negeri ini.

Perjalanan penjualan Suzuki A100 di Indonesia berlangsung hingga tahun 1999, dengan harga terakhir mencapai Rp8,26 juta. Meskipun sudah lama berhenti diproduksi, A100 tetap menjadi motor yang digemari oleh para pecinta otomotif klasik di Indonesia.

Hingga saat ini, A100 menjadi incaran para kolektor dan penghobi motor tua. Harga bekas A100 bervariasi, mulai dari Rp2 juta hingga belasan juta rupiah, tergantung pada kondisi, orisinalitas, dan kelengkapan surat-surat kendaraan.

Keberadaan Suzuki A100 di Indonesia pada era 1970-an telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah perkembangan industri otomotif di negeri ini. Motor ini telah menjadi saksi bisu perjalanan masa muda bagi banyak orang dan terus menjadi legenda yang tetap menggoda para pecinta motor klasik.

Exit mobile version