Berita  

Dugaan Pelecehan Seksual oleh Polisi di Luwu: Tindakan Tegas Diharapkan

Insiden di Polres Luwu

Dalam sebuah insiden yang mencoreng nama baik institusi kepolisian, seorang anggota polisi berinisial Bripka ML ditangkap setelah diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang tahanan wanita di Polres Luwu, Sulawesi Selatan. Kasus ini terjadi pada Jumat, 8 Agustus 2025, dan langsung memicu reaksi keras dari masyarakat serta kalangan kepolisian.

Kapolres Luwu, AKBP Adnan Pandibu, mengonfirmasi bahwa tindakan tegas telah diambil terhadap Bripka ML. “Kami tidak akan mentolerir tindakan yang mencoreng citra kepolisian. Kasus ini sedang diproses sesuai ketentuan pelanggaran etik dan aturan yang berlaku,” ujarnya dalam rilis resmi pada 12 Agustus.

Tindakan pelecehan ini menjadi sorotan, mengingat polisi seharusnya melindungi masyarakat, bukan malah menjadi pelaku kekerasan. Banyak pihak mendesak agar proses hukum dilakukan secara transparan dan adil.

Proses Hukum Internal

Setelah ditangkap, Bripka ML kini ditahan di sel Provos untuk menjalani proses hukum internal. Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa jika terbukti bersalah, Bripka ML akan dikenakan sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH). “Kami berkomitmen untuk menjaga disiplin dan kehormatan institusi,” tegas Kapolres.

Seksi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Luwu sedang merampungkan berkas perkara untuk segera dibawa ke sidang kode etik. “Proses sedang berjalan. Kami sedang mengumpulkan semua bukti dan keterangan saksi,” jelas Kasi Propam Polres Luwu, AKP Mirwan Herlambang.

Kasus ini diharapkan bisa menjadi momentum bagi kepolisian untuk memperbaiki diri dan meningkatkan pengawasan terhadap tindakan anggotanya.

Tanggapan Masyarakat

Berita tentang pelecehan ini telah mengundang reaksi keras dari masyarakat. Banyak yang menyatakan kekecewaan terhadap tindakan Bripka ML. “Sebagai anggota polisi, dia seharusnya melindungi, bukan melakukan kekerasan. Ini sangat memalukan,” ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Dukungan bagi korban juga mengalir dari berbagai kalangan. Beberapa organisasi non-pemerintah (NGO) menyatakan siap memberikan pendampingan hukum bagi tahanan wanita yang menjadi korban. “Kami akan memastikan bahwa hak-hak korban terpenuhi dan dia mendapatkan keadilan yang seharusnya,” kata seorang aktivis perempuan.

Kasus ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya pemantauan terhadap tindakan aparat penegak hukum. “Kami berharap ada langkah-langkah konkret untuk mencegah kejadian serupa di masa depan,” tambahnya.

Proses Penyidikan yang Teliti

Saat ini, pihak kepolisian sedang menyelesaikan penyidikan untuk membuktikan kebenaran kasus ini. “Kami akan melakukan pemeriksaan terhadap Bripka ML dan pihak-pihak lain yang terlibat. Semua bukti dan keterangan saksi akan dikumpulkan untuk dibawa ke sidang kode etik,” ungkap AKP Mirwan.

Pengawasan terhadap tindakan anggota polisi merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga integritas institusi kepolisian. “Kami berkomitmen untuk bekerja secara objektif, profesional, dan transparan dalam menangani kasus ini,” tegasnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, pihak kepolisian menemukan indikasi kuat bahwa tindakan pelecehan seksual benar-benar terjadi. Hal ini membuat proses hukum harus segera dilaksanakan untuk memberikan efek jera kepada pelaku.

Harapan untuk Perubahan di Institusi Kepolisian

Kasus pelecehan ini diharapkan dapat mendorong perubahan dalam sistem penegakan hukum, terutama dalam hal perlindungan terhadap tahanan. Banyak yang berharap agar institusi kepolisian bisa memperbaiki diri dan lebih responsif terhadap laporan-laporan kekerasan.

“Ini adalah kesempatan bagi kepolisian untuk menunjukkan bahwa mereka bisa memperbaiki diri dan memberikan perlindungan kepada masyarakat, terutama yang rentan,” ungkap seorang pengamat hukum.

Masyarakat juga berharap agar ada pelatihan lebih lanjut bagi anggota kepolisian mengenai etika dan perlakuan terhadap tahanan. “Harus ada peningkatan kesadaran tentang hak-hak manusia, terutama bagi mereka yang sedang dalam proses hukum,” tambahnya.

Kesimpulan

Kasus pelecehan seksual yang melibatkan Bripka ML di Polres Luwu adalah sebuah tragedi yang mencoreng nama institusi kepolisian. Tindakan tegas harus diambil untuk memberikan keadilan kepada korban dan mencegah tindakan serupa di masa mendatang. Masyarakat menanti hasil dari proses hukum yang sedang berlangsung dan berharap agar kepercayaan terhadap kepolisian dapat pulih kembali.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan kasus ini dapat menjadi momentum untuk perbaikan dalam sistem hukum dan perlindungan bagi semua warga negara, terutama yang rentan.