Sepanjang 2025, dunia teknologi diguncang oleh kenaikan harga RAM, SSD, dan komponen memori lainnya. Lonjakan yang terjadi tidak lagi bersifat sementara karena hampir seluruh produsen memori global kini menghadapi tekanan permintaan yang sangat besar. Bagi konsumen awam, perubahan ini mungkin terasa mendadak, namun kenyataannya krisis pasokan memori telah berjalan berbulan bulan dan membentuk gelombang kenaikan harga yang belum pernah terlihat selama puluhan tahun terakhir.
Artikel ini menghadirkan penjelasan menyeluruh tentang apa yang sedang terjadi di pasar memori, mengapa harga bisa naik hingga ratusan persen, dan apa artinya bagi konsumen dan industri komputer dalam beberapa tahun mendatang.
Gelombang Permintaan AI yang Mendorong Pasar Memori ke Titik Kritis
Ledakan teknologi kecerdasan buatan adalah penyebab utama membumbungnya harga memori. Server AI membutuhkan kapasitas penyimpanan yang jauh lebih besar dibanding server tradisional. Setiap model AI modern, baik untuk pelatihan data maupun menjalankan proses kalkulasi, memakai memori dalam ukuran yang tidak kecil.
Mulai dari pelatihan model bahasa, pemrosesan gambar, hingga penggunaan cloud AI, seluruhnya menempatkan beban yang sangat besar pada DRAM dan NAND. Hal ini menyebabkan produsen utama seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron memilih memprioritaskan pesanan perusahaan AI. Distribusi ke pasar konsumen, termasuk untuk PC dan laptop, menjadi tergeser dari prioritas.
Kondisi ini menjelaskan mengapa stok RAM untuk pasar harian terus menipis meskipun permintaan konsumen sebenarnya tidak meningkat.
Hambatan Kapasitas Produksi yang Sulit Dikejar
Industri semikonduktor tidak bisa tumbuh secara instan. Pembangunan fasilitas produksi memori baru memerlukan waktu panjang serta proses teknis yang rumit.
Setiap pabrik DRAM atau NAND membutuhkan berbagai mesin, ruang bersih, dan standar produksi tinggi yang tidak bisa dipenuhi hanya dalam hitungan bulan. Padahal permintaan dari sektor AI naik berkali lipat hanya dalam beberapa kuartal terakhir.
Produsen juga masih berhati hati setelah pernah mengalami kerugian besar tahun 2023 saat memori menumpuk di gudang karena penurunan permintaan. Mereka kini memilih agar produksi tetap terkendali sehingga risiko kelebihan stok dapat dihindari.
Ketidaksiapan produsen untuk mengimbangi permintaan inilah yang akhirnya membuat harga memori naik tajam.
Kenaikan Harga yang Terjadi dalam Skala Besar
Data pasar memperlihatkan lonjakan harga yang drastis dalam kurun waktu singkat.
- Harga RAM DDR5 32 GB yang dulu berada di bawah seratus dolar kini berada di kisaran dua ratus dolar.
- RAM DDR4 32 GB telah naik lebih dari dua kali lipat dari harga semula.
- RAM DDR5 64 GB di Indonesia kini bisa berada pada kisaran sepuluh juta rupiah atau lebih tergantung jenis dan kecepatannya.
- SSD yang sebelumnya stabil kini mulai ikut naik seiring permintaan NAND untuk server AI.
Gauge harga di berbagai marketplace menunjukkan pola yang sama yaitu tren bergerak naik sejak pertengahan tahun tanpa tanda akan turun.
Di beberapa negara, penjualan RAM bahkan mulai dibatasi. Ada peritel yang menghapus label harga dari etalase dan hanya memberikan informasi harga secara langsung kepada pelanggan karena perubahan yang terlalu cepat.
Pengaruh Ledakan AI terhadap Ketersediaan DRAM dan NAND
Server AI tidak hanya menggunakan DRAM biasa tetapi juga High Bandwidth Memory. Produksi HBM membutuhkan jalur yang sama dengan produksi DRAM konsumen sehingga stok untuk umum menjadi semakin terbatas.
NAND flash yang digunakan untuk SSD juga terserap dalam jumlah besar. Ketika server AI meminta pasokan dalam kapasitas tinggi, produsen memindahkan prioritas dari SSD konsumen ke SSD server kelas enterprise.
Beberapa analis menyatakan bahwa ini adalah kali pertama dalam tiga puluh tahun di mana DRAM, NAND, dan bahkan hard disk sama sama mengalami kekurangan.
Dampak Nyata pada Konsumen dan Industri Komputer
Krisis memori berdampak pada berbagai sisi penggunaan teknologi.
1. Harga Perangkat Komputer Naik di Seluruh Dunia
Produsen komputer telah mengumumkan bahwa biaya produksi sistem mereka meningkat sehingga harga penjualan perlu disesuaikan. Komputer rakitan, laptop gaming, dan workstation profesional kini dibanderol lebih mahal karena komponen inti seperti memori menjadi lebih sulit diperoleh.
2. Stok RAM dan SSD Mulai Menghilang dari Pasaran
Banyak perangkat memori terkenal di marketplace internasional kehabisan stok. Konsumen yang menunda pembelian kini menemukan pilihan yang semakin terbatas.
3. Kenaikan Harga Kartu Grafis Mulai Terlihat
Beberapa peritel komputer menyatakan bahwa kenaikan harga memori mulai mempengaruhi GPU. Ketersediaan memori untuk kartu grafis berkurang sehingga harga GPU juga terpaksa disesuaikan. Tren ini diperkirakan makin terasa memasuki 2026.
4. Tekanan pada Industri Gaming dan Komputasi Kreatif
Gamer, pembuat konten, dan pengguna workstation menjadi kelompok yang paling terdampak. Kebutuhan memori besar pada aplikasi video, rendering, serta permainan modern membuat biaya upgrade kini jauh lebih tinggi.
Apakah Krisis Memori Akan Berakhir dalam Waktu Dekat
Sejumlah analis memperkirakan ketidakseimbangan pasokan memori dapat berlangsung hingga beberapa tahun ke depan. Prediksi paling optimis menyebut pemulihan pada pertengahan 2026. Sementara beberapa lembaga riset memperkirakan kondisi dapat berlangsung tiga hingga empat tahun karena pertumbuhan infrastruktur AI masih terus meningkat.
Kondisi hanya dapat membaik jika:
- permintaan dari industri AI melambat
- industri semikonduktor selesai membangun kapasitas produksi baru
- terjadi koreksi pasar sehingga permintaan server menurun
Namun hingga kini, ketiga faktor tersebut belum menunjukkan tanda akan terjadi dalam waktu dekat.
Kesimpulan
Harga RAM, SSD, dan memori lainnya naik karena gabungan faktor antara permintaan memori yang meningkat drastis untuk AI, kapasitas produksi yang belum mampu mengimbangi, serta kebijakan produsen yang menaikkan harga untuk menjaga keseimbangan pasokan.
Dampaknya terasa di seluruh dunia mulai dari konsumen hingga industri perangkat komputer. Tren harga diperkirakan tetap tinggi selama beberapa tahun, sehingga konsumen yang membutuhkan upgrade mungkin perlu mempertimbangkan strategi pembelian yang lebih tepat waktu.











