Jakarta, 16 September 2025 — Nasib TikTok di Amerika Serikat akhirnya menemui titik terang. Setelah berbulan-bulan tarik ulur, Washington dan Beijing mengumumkan telah menyepakati kerangka perjanjian yang membuka jalan agar aplikasi video pendek itu tetap bisa beroperasi di negeri Paman Sam.
Awal Mula Ketegangan
Sejak awal 2025, TikTok berada dalam ancaman larangan permanen. Undang-undang Keamanan Nasional yang ditandatangani Presiden Joe Biden pada 2024 mewajibkan ByteDance, induk TikTok asal China, untuk melepas kendali kepemilikan kepada perusahaan berbasis di Amerika. Tanpa divestasi, aplikasi itu terancam diblokir.
Donald Trump yang kembali menjabat sebagai Presiden AS pada Januari lalu memilih menunda pelarangan dengan alasan masih ada ruang negosiasi. Larangan total bahkan sudah dijadwalkan tiga kali, namun selalu mundur karena popularitas TikTok yang begitu besar di Amerika.
Kesepakatan Kerangka
Dalam konferensi pers di Madrid, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kesepakatan telah tercapai. Intinya, TikTok akan tetap beroperasi di Amerika, tetapi kepemilikan lokal akan dipegang oleh perusahaan AS.
Isu paling sensitif adalah soal algoritma dan data pengguna. Pejabat China Wang Jingtao menyebut kedua pihak sepakat memberikan lisensi hak kekayaan intelektual atas algoritma TikTok. Dengan cara itu, teknologi inti tetap terlindungi, sementara pengelolaan operasional di AS dikendalikan oleh mitra lokal.
“Bagi kami, keamanan nasional adalah prioritas. Sementara pihak China menekankan karakteristik budaya yang melekat pada aplikasi ini. Kesepakatan ini memberi ruang bagi keduanya,” ujar Bessent.
Sinyal dari Trump dan Xi
Walau kesepakatan sudah diumumkan, tahap finalisasi belum tuntas. Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping dijadwalkan melakukan panggilan telepon pekan ini untuk meresmikan detail perjanjian. Trump menyambut positif kabar ini. Dalam unggahan di Truth Social, ia menyebut kesepakatan akan menyelamatkan aplikasi yang sangat digemari anak muda Amerika.
Langkah berikutnya adalah memilih perusahaan AS yang akan menjadi pemilik resmi TikTok di Amerika. Proses itu kemungkinan melibatkan Kongres, mengingat aturan divestasi lahir dari undang-undang yang sudah disahkan.
Perjalanan Panjang TikTok di AS
Drama TikTok di Amerika bermula dari kekhawatiran data. Hukum di China memungkinkan pemerintah meminta akses data perusahaan domestik, dan hal ini dianggap sebagai ancaman oleh Washington. Selain itu, algoritma TikTok yang sangat berpengaruh dalam menentukan konten juga dinilai berpotensi digunakan untuk propaganda.
Pada 20 Januari 2025, sehari setelah Trump dilantik kembali, TikTok sempat benar-benar diblokir dan dihapus dari App Store serta Google Play Store. Namun tidak lama kemudian, Trump memberi perpanjangan pertama hingga April. Dua kali perpanjangan lain kembali diberikan hingga September.
Dengan lebih dari 170 juta pengguna aktif di Amerika, TikTok terlalu besar untuk ditutup begitu saja. Bahkan Trump sendiri memiliki jutaan pengikut di aplikasi tersebut. Popularitas inilah yang menjadi alasan utama mengapa larangan total selalu ditunda.
Arti Kesepakatan Ini
Kesepakatan kerangka yang diumumkan kali ini menandai kompromi langka di tengah persaingan sengit antara Amerika dan China. Bagi Washington, jaminan soal keamanan data dan kendali lokal dianggap kemenangan. Bagi Beijing, keberhasilan mempertahankan identitas budaya TikTok dianggap sebagai bukti kekuatan lunak yang tetap terjaga.
Jika semua berjalan sesuai rencana, TikTok akan tetap hadir di layar ponsel masyarakat Amerika dengan wajah baru, di bawah kendali perusahaan lokal, namun masih membawa ciri khas yang membuatnya populer di seluruh dunia.











