Berita  

Kericuhan di Jakarta Timur: Enam Polisi Terluka Akibat Serangan Massa

Insiden Penyerangan di Polres Jaktim

Pada Sabtu, 30 Agustus 2025, markas Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim) mengalami penyerangan mendadak oleh sekelompok massa yang tidak dikenal. Dalam insiden tersebut, sebanyak enam anggota kepolisian mengalami luka-luka. Lima orang terluka di markas, sedangkan satu lainnya terkena lemparan batu di rumah seorang politikus terkenal, Uya Kuya.

Kasat Reskrim Polres Metro Jaktim, AKBP Dicky Fertoffan, menyatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki motif di balik penyerangan ini. “Kami sedang mencari tahu apakah ini merupakan reaksi emosi dari masyarakat atau ada unsur terorganisasi di balik aksi ini,” jelas Dicky dalam konferensi pers.

Motif Penyerangan yang Masih Diselidiki

Ketidakpastian mengenai motif penyerangan ini menjadi sorotan utama. Beberapa spekulasi muncul, di antaranya adalah reaksi terhadap insiden tewasnya seorang pengemudi ojek online yang dilindas oleh kendaraan taktis Brimob di Tanah Abang. “Kami masih mengumpulkan informasi dan bukti dari saksi-saksi di lapangan,” tambah Dicky.

Sementara itu, masyarakat mulai merasakan kekhawatiran terhadap keamanan di sekitar mereka. “Kejadian seperti ini membuat kami takut. Kami ingin pihak kepolisian segera mengungkap motif dan pelaku di balik insiden ini,” ungkap salah seorang warga yang tinggal di dekat markas Polres.

Kerusakan yang Ditimbulkan

Akibat penyerangan tersebut, kerusakan yang ditimbulkan cukup signifikan. Beberapa mobil dinas terbakar akibat lemparan molotov yang dilakukan oleh massa. Menurut Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Alfian Nurrizal, hampir 100 kali molotov dilemparkan ke area dalam Polres, yang menyebabkan kebakaran di sejumlah titik.

“Kami berusaha memadamkan api yang terus berkobar. Kerusakan yang terjadi cukup besar, tetapi kami berhasil mengendalikan situasi,” tegas Alfian. Ia juga menambahkan bahwa petugas keamanan bekerja keras untuk menjaga ketertiban di tengah kericuhan.

Tindakan Kepolisian Setelah Insiden

Setelah kejadian tersebut, pihak kepolisian segera mengambil langkah-langkah untuk menyelidiki dan menangkap pelaku penyerangan. Mereka melakukan penyisiran di sekitar lokasi dan memeriksa rekaman CCTV untuk mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam aksi tersebut. Dicky menegaskan bahwa mereka tidak akan segan-segan menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam penyerangan.

“Semua pelaku yang terlibat dalam penyerangan dan perusakan akan kami proses sesuai hukum yang berlaku. Kami tidak akan membiarkan tindakan ini berlalu begitu saja,” ungkap Dicky. Penegasan ini menunjukkan komitmen pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus.

Penetapan Tersangka

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian telah menetapkan satu orang tersangka terkait penyerangan markas Polres Jaktim. Meskipun identitas tersangka belum diungkapkan, Dicky menekankan bahwa penyelidikan masih terus berlangsung untuk menangkap pelaku lainnya.

“Kami akan terus mengembangkan kasus ini dan mencari tahu lebih banyak tentang siapa saja yang terlibat. Ini masih tahap awal, jadi mohon bersabar,” tambahnya. Penetapan tersangka ini menunjukkan keseriusan pihak kepolisian dalam menuntaskan masalah ini.

Respon Masyarakat dan Komunitas

Insiden penyerangan ini mendapatkan perhatian luas dari masyarakat. Banyak warga merasa khawatir dengan situasi keamanan di daerah mereka setelah mendengar berita tentang penyerangan tersebut. “Kami berharap kepolisian bisa segera mengungkap pelaku dan menjaga keamanan di Jakarta Timur,” ungkap salah satu warga.

Sejumlah organisasi masyarakat juga menyatakan keprihatinan mereka terhadap insiden ini. Mereka meminta agar pihak kepolisian dapat melakukan dialog dengan masyarakat untuk mencegah terjadinya kericuhan serupa di masa depan. “Komunikasi yang baik antara polisi dan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan situasi yang aman,” kata seorang aktivis sosial.

Harapan untuk Keamanan yang Lebih Baik

Setelah insiden ini, masyarakat berharap agar pihak kepolisian dapat memberikan perhatian lebih terhadap keamanan di Jakarta Timur. “Kami ingin merasa aman di lingkungan kami. Penyerangan seperti ini tidak boleh terulang lagi,” ungkap seorang pemuda yang aktif dalam kegiatan komunitas.

Pihak kepolisian juga berjanji untuk meningkatkan patroli dan pengawasan di daerah-daerah yang dianggap rawan. “Kami akan memperkuat keamanan dan berusaha untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi masyarakat,” kata Kombes Alfian.

Penutup: Membangun Kepercayaan Publik

Insiden penyerangan markas Polres Jaktim ini menjadi pengingat pentingnya kerja sama antara masyarakat dan pihak kepolisian dalam menjaga keamanan. Melalui dialog terbuka dan upaya preventif, diharapkan situasi keamanan di Jakarta Timur dapat pulih dan kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dapat terbangun kembali.

“Dari kejadian ini, kami berharap ada pelajaran yang bisa diambil untuk mencegah terulangnya kericuhan di masa mendatang. Keamanan adalah tanggung jawab bersama,” tutup Dicky. Masyarakat dan polisi harus saling mendukung untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi semua.