Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini menjadi indikator baru dalam menilai kemajuan kota modern. Laporan terbaru Global AI City Index 2025 dari Counterpoint Research menempatkan Singapura di puncak daftar kota dengan adopsi AI paling tinggi di dunia. Kota ini berhasil mengalahkan Seoul, Beijing, hingga San Francisco yang selama ini dianggap sebagai pusat inovasi global.
Mengapa Singapura Bisa Jadi Nomor Satu?
Singapura meraih skor 84 poin berkat ekosistem AI yang lengkap. Program AI Singapore (AISG) menjadi motor utama yang memperkuat riset, mendorong inovasi, serta melahirkan talenta lokal. Tidak hanya sektor publik, sektor swasta juga terlibat aktif, sehingga tercipta sinergi di berbagai bidang mulai dari kesehatan, transportasi, hingga telekomunikasi.
AISG bahkan membentuk jaringan startup yang dinamis. Infrastruktur komunikasi yang kuat serta keterlibatan universitas dalam penelitian membuat Singapura memiliki pondasi yang sulit ditandingi.
Asia Mendominasi 5 Besar
Seoul berada di posisi kedua dengan skor 82 poin. Kota ini aktif mengintegrasikan AI pada layanan publik, terutama pendidikan dan kesehatan. Perusahaan besar seperti SK Telecom dan Naver turut mempercepat adopsi teknologi tersebut.
Beijing menduduki peringkat ketiga dengan 78 poin. Sejak 2025, pemerintah China mewajibkan pendidikan AI formal untuk siswa sekolah dasar hingga menengah. Inisiatif perusahaan besar seperti Huawei dan China Unicom dalam penerapan 5G+AI memperkuat posisi ibu kota ini.
Dubai menempati peringkat keempat dengan skor 76 poin. Pemerintahnya berinvestasi besar pada hampir semua sektor, bahkan menyiapkan pakar strategi AI di setiap departemen. Program “One Prompter” yang melatih satu juta insinyur AI menjadikan Dubai salah satu kota paling agresif dalam mengejar transformasi digital.
San Francisco, rumah bagi Silicon Valley, justru hanya berada di posisi kelima dengan skor 71 poin. Fakta ini menandai bergesernya dominasi inovasi dari Amerika ke Asia.
15 Kota Paling AI di Dunia Tahun 2025
- Singapura – 84 poin
- Seoul – 82 poin
- Beijing – 78 poin
- Dubai – 76 poin
- San Francisco – 71 poin
- Hong Kong – 67 poin
- Tokyo – 66 poin
- Abu Dhabi – 63 poin
- New York City – 61 poin
- Shanghai – 61 poin
- London – 60 poin
- Paris – 60 poin
- Madrid – 60 poin
- Shenzhen – 58 poin
- Boston – 57 poin
Selain itu, ada kota-kota yang mulai menanjak reputasinya. Riyadh, Arab Saudi, misalnya, menyiapkan dana 100 miliar dolar AS untuk pengembangan AI. Bengaluru di India dan Hangzhou di China juga mulai diperhitungkan, apalagi Hangzhou dikenal sebagai kota kelahiran perusahaan AI DeepSeek.
Indonesia Masih Tertinggal
Sayangnya, Indonesia belum masuk dalam daftar. Padahal pemerintah sudah menggagas Pusat Unggulan AI. Namun, jika dibandingkan dengan Singapura, Seoul, atau Beijing, langkah Indonesia masih tertinggal jauh.
Kota seperti Jakarta atau Bandung memiliki potensi besar untuk menjadi pusat AI di masa depan, dengan syarat ada percepatan kebijakan, dukungan infrastruktur digital, dan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, serta sektor swasta. Tanpa itu, Indonesia berisiko hanya menjadi konsumen teknologi, bukan produsen.
