Setelah bertahun-tahun bermain dengan aturan sendiri, Apple akhirnya tak punya pilihan selain patuh pada regulasi ketat Uni Eropa. Mulai Juni 2025, semua iPhone dan iPad yang dijual di wilayah UE wajib mencantumkan label energi dan baterai, lengkap dengan info teknis yang sebelumnya selalu dirahasiakan rapi.
📉 Dari Raja Ekosistem Tertutup, Kini Harus Transparan
Apple dikenal dengan pendekatan “kami tahu yang terbaik untuk Anda.” Tapi kali ini, bukan mereka yang menentukan aturannya.
UE mewajibkan label energi yang menilai:
- Efisiensi energi (A–G)
- Daya tahan baterai per siklus
- Kemampuan bertahan dari jatuh
- Repairability score
- Ketahanan air dan debu (IP Rating)
- Dukungan software minimal 5 tahun
Setiap perangkat wajib mencantumkan data ini secara publik di situs resmi dan fisik di dalam kemasan. Tidak ada lagi ruang buat abu-abu. Semuanya hitam di atas putih.
💥 Apple: “Kami Bisa Dapat A, Tapi Kami Pilih B”
Alih-alih memamerkan skor tertinggi, Apple malah sengaja menurunkan skor efisiensi energinya dari A ke B. Alasannya? Metode tes dari Komisi Eropa dinilai ambigu. Jadi, daripada kena semprot karena beda tafsir, mereka pilih “main aman”.
“Semua iPhone 2025 sebenarnya memenuhi syarat untuk A, tapi kami downgrade jadi B sebagai langkah preventif.” — Apple, via dokumen resmi 44 halaman.
Manuver ini bisa dibaca sebagai langkah PR pintar: “Lebih baik terlihat rendah hati daripada kena gugatan.”
🔧 Standar UE: Gak Bisa Asal Jual, Harus Bisa Diperbaiki
Selain label energi, Apple dan brand lainnya juga harus mengikuti 5 prinsip desain berkelanjutan:
- Baterai harus tahan 800 siklus (80% kapasitas minimal).
- Perangkat harus tahan jatuh, air, debu.
- Spare part wajib tersedia 5–10 hari kerja, hingga 7 tahun.
- Update OS minimal 5 tahun.
- Teknisi harus bisa akses firmware tanpa diskriminasi.
Apple — yang dulu sempat dikritik karena sengaja bikin susah diperbaiki — sekarang tidak punya ruang untuk ngeles.
🌍 Apa Artinya Buat Dunia (dan Asia Tenggara)?
Langkah ini tidak hanya berdampak di Eropa. Apple tak mungkin membuat dua sistem berbeda untuk pasar global, jadi besar kemungkinan:
- Label energi ini akan menyebar ke wilayah lain, termasuk Asia.
- Konsumen mulai sadar akan haknya: ingin tahu seberapa tahan dan seberapa bisa diperbaiki produk yang mereka beli.
- Brand lain akan ikut tertekan untuk transparan.
Asia Tenggara belum punya regulasi serupa, tapi bisa jadi tekanan dari konsumen yang makin melek akan memicu gelombang “transparansi digital” berikutnya.
🔚 Akhir Era Misteri: Apple Kini Harus Jujur
Selama bertahun-tahun, Apple bisa menghindar dari laporan daya tahan baterai, perbaikan sulit, dan update sistem yang berubah-ubah. Tapi sekarang, dengan label energi ala Uni Eropa, tidak ada lagi ruang untuk sembunyi.
Era teknologi penuh rahasia telah berakhir. Sekarang waktunya industri dipaksa jujur — mulai dari Apple duluan.
Apakah ini kekalahan Apple? Tidak. Tapi ini adalah kemenangan besar bagi konsumen.
