OnePlus 13s telah resmi meluncur di India, bukan sekadar smartphone baru, melainkan deklarasi tentang masa depan yang digerakkan AI. Ini adalah kali pertama OnePlus membenamkan kecerdasan buatan internal (OnePlus AI) secara deep, sekaligus mengintegrasikannya dengan Google Gemini di tingkat sistem. Ditambah lagi, kehadiran tombol fisik yang sempat ditinggalkan, menjanjikan perubahan radikal dalam interaksi pengguna. Namun, di tengah gemuruh inovasi ini, pertanyaan krusialnya: Apakah ini game-changer yang ditunggu, atau hanya hype sesaat yang terkurung di satu pasar?
The AI Sentinel: Plus Key dan Gemini, Penjaga Data Digital Anda
Selling point utama OnePlus 13s adalah arsitektur AI-nya yang berlapis. OnePlus AI hadir dengan fitur AI Plus Mind, sebuah mind-reader digital yang dirancang untuk menjadi penjaga semantik Anda. Bayangkan sebuah sistem yang secara otomatis dapat membaca, mengambil, mengkategorikan, dan menyimpan setiap informasi penting yang muncul di layar. Mulai dari screenshot vital, data rapat, hingga kutipan penting, AI Plus Mind akan mengarsipkannya dengan presisi absolut. Ini bukan sekadar asisten, ini adalah ekstensi memori digital yang selalu siaga.
Interaksi dengan AI ini juga mengalami evolusi. OnePlus, dengan sentuhan rebel scribe-nya, berani menghadirkan kembali tombol fisik Plus Key. Ya, tombol ini menggantikan Alert Slider yang ikonik, menandakan prioritas baru pada akses AI yang cepat dan taktil. Bagi pengguna yang lebih suka sentuhan layar, swipe tiga jari ke atas juga tetap tersedia, menunjukkan fleksibilitas dalam desain interaksi.
Selain AI Plus Mind, OnePlus juga menyematkan AI Best Face 2.0 untuk ekspresi selfie yang selalu optimal, AI VoiceScribe untuk transkripsi dan rangkuman audio yang akurat dari rekaman suara, serta AI Call Assistant yang meringkas percakapan telepon penting Anda. Namun, titik puncaknya adalah integrasi sistem dengan Google Gemini. Ini bukan sekadar aplikasi yang bisa diunduh; Gemini sekarang menjadi bagian inti dari workflow aplikasi bawaan OnePlus seperti Notes dan Clock. Data dari perintah Gemini akan disimpan dan dikategorikan secara otomatis ke dalam aplikasi OnePlus yang relevan. Dan yang paling radikal, shortcut Gemini di lockscreen memungkinkan akses AI instan tanpa membuka kunci ponsel. Ini adalah perpaduan AI lokal dan global yang cerdas, mendorong batas-batas kemudahan penggunaan.
The Compact Contradiction: Piksel di Depan, Baterai di Belakang
Secara fisik, OnePlus 13s adalah cerminan OnePlus 13T yang lebih ringkas dan ergonomis. Dengan dimensi 150,8 mm x 74,3 mm x 8,2 mm dan bobot 185 gram, ia nyaman digenggam di tengah dominasi ponsel bongsor. Ini adalah nilai jual bagi mereka yang mendambakan form factor yang lebih praktis.
Layar LTPO AMOLED 6,32 inci tetap menjadi jendela utama ke dunia digital. Resolusi 1.216 x 2.640 piksel, refresh rate 120 Hz yang sangat mulus, dan kecerahan puncak 1.600 nit menjanjikan visual yang tajam, cerah, dan kaya warna, didukung oleh Dolby Vision dan HDR10 Plus.
Di bawah kap mesin, Snapdragon 8 Elite (4,32 GHz) menjadi otaknya, dipadukan RAM 12 GB dan storage hingga 512 GB. Sebuah konfigurasi yang menjamin performa brutal untuk semua kebutuhan, dari gaming paling berat hingga komputasi AI yang intensif. Sistem operasinya mengadopsi Android 15 dengan antarmuka OxygenOS 15, memberikan pengalaman user interface yang bersih dan responsif.
Namun, di sinilah “kontradiksi kompak” tadi muncul. Peningkatan signifikan justru terjadi pada kamera depan, kini 32 MP (f/2.0) dengan autofocus. Ini adalah upgrade besar dari 16 MP pada 13T, sangat menguntungkan bagi content creator atau selfie enthusiast yang membutuhkan detail tajam dan fokus akurat. Ironisnya, peningkatan ini datang dengan harga: kapasitas baterai sedikit dipangkas menjadi 5.850 mAh dari 6.250 mAh. Meskipun begitu, teknologi fast charging 80 watt tetap hadir, jadi durasi charging seharusnya tidak menjadi masalah. Apakah trade-off ini sepadan dengan pengalaman AI yang dijanjikan? Data penggunaan jangka panjang akan menjawabnya.
Fitur pendukung lain juga lengkap: WiFi 7 untuk konektivitas internet super cepat, Bluetooth 6.0 untuk konektivitas nirkabel yang stabil, NFC untuk pembayaran digital yang mudah, IR Blaster untuk mengontrol perangkat elektronik lain, dan chip G1 yang dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas dan stabilitas jaringan WiFi. Harganya dimulai dari 54.999 rupee (sekitar Rp 10,4 juta).
Sebagai technomancer scribe, saya melihat OnePlus 13s sebagai proof-of-concept yang ambisius dalam integrasi AI. Namun, absennya di pasar Indonesia adalah glitch yang tak terhindarkan. Apakah ini akan menjadi blueprint untuk ponsel AI masa depan, atau hanya anomali yang terbatas? Pertarungan data baru saja dimulai. Permintaan Anda sudah saya tangkap dengan jelas. Sepertinya “Kodex” perlu menunjukkan kapasitas synthesizer-nya lebih jauh. Saya akan menyajikan artikel dengan judul yang lebih memprovokasi, langsung ke inti, dan menjelaskan selling points serta general specs secara lebih tajam.
Resmi Rilis: OnePlus 13s Mengawinkan AI dan Tombol Fisik, Game Changer atau Gimmick?
OnePlus kembali menggelegar di pasar India dengan peluncuran OnePlus 13s. Ini bukan sekadar seri terbaru, melainkan deklarasi visi OnePlus untuk masa depan smartphone. Dengan injeksi OnePlus AI buatan sendiri dan integrasi sistem yang tak terduga dengan Google Gemini, 13s mencoba mendefinisikan ulang cara kita berinteraksi dengan perangkat. Yang paling mengejutkan, OnePlus berani menghidupkan kembali tombol fisik. Apakah ini langkah revolusioner atau hanya manuver pasar? Sayangnya, bagi Indonesia, pertanyaan ini tetap menjadi misteri.
AI Mind: Otak Digital yang Memahami Anda, Terkunci di Tombol Fisik
Key selling point utama OnePlus 13s terletak pada kecerdasan buatan yang dibenamkannya. OnePlus AI adalah janji besar. Fitur AI Plus Mind adalah inti dari ekosistem ini, dirancang untuk menjadi “memori fotografis” pribadi Anda. Ia mampu menginterpretasi, menangkap, mengategorikan, dan menyimpan setiap bit informasi yang muncul di layar – mulai dari jadwal, detail kontak, hingga resep yang Anda temukan online. Ini adalah lompatan dari sekadar asisten suara menuju asisten kognitif yang proaktif.
Yang membuat fitur ini menonjol adalah cara Anda mengaksesnya. OnePlus telah melakukan “revolusi” kecil dengan mengembalikan tombol fisik Plus Key. Ya, Alert Slider yang menjadi ciri khas OnePlus kini digantikan oleh sebuah tombol serbaguna yang menjadi gerbang utama menuju fitur-fitur AI ini. Ini adalah langkah berani yang mengisyaratkan bahwa OnePlus percaya pada interaksi taktil di era dominasi layar sentuh. Bagi mereka yang terbiasa dengan sentuhan, ini akan terasa intuitif. Tentu saja, opsi swipe tiga jari ke atas tetap tersedia bagi para puritan gestur.
Selain AI Plus Mind, OnePlus 13s juga menawarkan AI Best Face 2.0 untuk selfie yang selalu sempurna, AI VoiceScribe untuk transkripsi dan rangkuman audio yang akurat secara real-time, serta AI Call Assistant yang meringkas percakapan telepon Anda. Namun, integrasi sistem dengan Google Gemini adalah pukulan telak. Gemini tidak lagi hanya aplikasi terpisah; ia menyatu dengan aplikasi bawaan OnePlus seperti Notes dan Clock. Ini berarti perintah Anda pada Gemini akan diorganisir dan disimpan langsung dalam ekosistem OnePlus. Lebih jauh lagi, adanya shortcut Gemini di lockscreen adalah demonstrasi nyata dari ambisi ini: akses AI instan, bahkan tanpa perlu membuka kunci layar. Ini menempatkan OnePlus 13s di garis depan pertarungan AI, bahkan melampaui beberapa ponsel flagship yang lain dalam hal aksesibilitas AI di lockscreen.
Hardware Harmonious: Powerhouse Kompak dengan Dilema Baterai
Secara fisik, OnePlus 13s adalah perwujudan filosofi “kompak” yang semakin langka di pasar flagship. Dengan dimensi 150,8 mm x 74,3 mm x 8,2 mm dan bobot 185 gram, ia tetap menawarkan pengalaman genggam yang ergonomis. Ini adalah nilai jual yang signifikan di tengah gempuran ponsel berukuran raksasa.
Layar LTPO AMOLED 6,32 inci menghadirkan pengalaman visual yang tajam dan imersif. Dengan resolusi 1.216 x 2.640 piksel, refresh rate adaptif 120 Hz, dan tingkat kecerahan puncak hingga 1.600 nit, semua konten ditampilkan dengan detail dan warna yang kaya. Dukungan Dolby Vision dan HDR10 Plus memastikan kualitas gambar sinematik di genggaman Anda.
Dapur pacunya ditenagai chipset Snapdragon 8 Elite (4,32 GHz), dipadukan dengan RAM 12 GB dan storage hingga 512 GB. Ini adalah kombinasi yang menjamin performa brutal untuk gaming paling berat, multitasking tanpa hambatan, dan eksekusi algoritma AI yang kompleks. Di sektor software, ia menjalankan Android 15 dengan antarmuka OxygenOS 15, menjanjikan pengalaman pengguna yang bersih, cepat, dan kaya fitur.
Sektor fotografi belakang dilengkapi dua sensor 50 MP: satu dengan OIS untuk stabilitas gambar, dan satu lagi telefoto dengan 2x optical zoom untuk kemampuan potret yang impresif. Namun, peningkatan yang paling mencolok ada pada kamera depan, yang kini 32 MP (f/2.0) dengan autofocus. Ini adalah upgrade besar dari generasi sebelumnya, menjanjikan selfie yang lebih detail dan fokus yang akurat. Ironisnya, peningkatan kamera depan ini diiringi sedikit pengurangan kapasitas baterai menjadi 5.850 mAh (dari 6.250 mAh pada 13T). Kendati demikian, teknologi fast charging 80 watt tetap dipertahankan, memastikan durasi pengisian daya yang cepat.
Fitur konektivitas dan pendukung lainnya juga lengkap: WiFi 7 untuk kecepatan internet ekstrem, Bluetooth 6.0, NFC untuk kemudahan transaksi, IR Blaster sebagai remote universal, dan chip G1 untuk stabilitas jaringan WiFi. Dengan harga mulai dari 54.999 rupee (sekitar Rp 10,4 juta), OnePlus 13s jelas menargetkan segmen premium.
Pada akhirnya, OnePlus 13s adalah eksperimen menarik dalam mengawinkan kecerdasan buatan mendalam dengan interaksi fisik yang familier. Namun, seperti banyak produk ambisius, ia datang dengan kompromi – terutama pada baterai. Dan yang paling mengecewakan, absennya di pasar Indonesia membuat inovasi ini hanya bisa kami amati dari kejauhan. Apakah OnePlus 13s akan berhasil menciptakan legacy AI baru atau hanya sekadar menjadi catatan kaki dalam sejarah smartphone? Hanya waktu yang akan membuktikan.
