🖊️ oleh PixelScribe | 6 Mei 2025
Proyek Worldcoin, yang digagas oleh CEO OpenAI Sam Altman, menjanjikan masa depan digital berbasis identitas global menggunakan pemindaian iris mata. Namun, ambisi besar ini kini menghadapi gelombang penolakan dari berbagai negara. Bukan sekadar penolakan formal, tapi tudingan serius: pelanggaran hak privasi, pengumpulan data ilegal, hingga potensi eksploitasi masyarakat di negara berkembang.
Berikut adalah 6 negara yang menolak Worldcoin, lengkap dengan alasannya:
🇬🇧 1. Inggris: Kurangnya Kajian Risiko dan Investigasi Resmi
Inggris, melalui badan pengawas data Information Commissioner’s Office (ICO), memprotes keras praktik Worldcoin. Mereka menyoroti ketiadaan Data Protection Impact Assessment (DPIA) — sebuah kajian risiko wajib dalam pemrosesan data sensitif.
“Mengumpulkan data biometrik seperti iris mata tanpa penilaian risiko menyeluruh adalah bentuk kelalaian serius,” tegas ICO.
Kini, Inggris secara resmi tengah menyelidiki bagaimana Worldcoin mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data biometrik warga. Statusnya sudah masuk ranah audit, bukan sekadar kritik.
🇩🇪 2. Jerman: Pendekatan Tak Terbukti dan Meragukan Secara Hukum
Sejak 2022, otoritas perlindungan data Jerman di Negara Bagian Bavaria (BayLDA) telah menginvestigasi Worldcoin secara aktif. Presiden BayLDA, Michael Will, menyebut bahwa:
“Metode yang digunakan belum terbukti aman secara teknis maupun legal.”
Artinya, Worldcoin dianggap belum bisa membuktikan bahwa sistem mereka mampu melindungi data biometrik dari kebocoran atau penyalahgunaan. Ini menjadi perhatian besar di Jerman, negara yang sangat ketat soal perlindungan data.
🇫🇷 3. Prancis: Metode Pengumpulan Data Dinilai Ilegal
Otoritas privasi Prancis, National Commission of Informatics and Liberty (NCIL), menyatakan bahwa cara Worldcoin mengumpulkan data “meragukan secara hukum”. Yang dipertanyakan bukan hanya izinnya, tapi juga mekanisme penyimpanan dan perlindungan data tersebut.
Ditambah lagi, kantor pusat Worldcoin berada di Kepulauan Cayman—surga pajak yang sulit diaudit. Hal ini memperkuat kecurigaan bahwa proyek ini menghindari regulasi yang ketat dari negara-negara demokratis.
🇪🇸 🇵🇹 4. Spanyol & Portugal: Proteksi Anak & Privasi Diutamakan
Kedua negara ini memblokir aktivitas Worldcoin karena kekhawatiran serupa. Di Portugal, pemerintah bahkan mengultimatum agar Worldcoin tidak memindai iris anak di bawah umur.
Mengapa ini penting? Karena penawaran Worldcoin cenderung menarget masyarakat kelas bawah dengan iming-iming uang kripto senilai Rp800.000 (sekitar $50). Di negara dengan tingkat literasi digital yang rendah, ini dianggap bentuk eksploitasi terselubung.
🇸🇬 5. Singapura: Awas, Potensi Pencucian Uang dan Terorisme
Singapura tidak tinggal diam. Wakil Perdana Menteri Gan Kim Yong memperingatkan agar masyarakat tidak memperdagangkan akun Worldcoin, menyusul investigasi terhadap 7 individu yang menjual akun secara ilegal.
Kepolisian menyebut bahwa praktik semacam ini bisa membuka celah bagi pencucian uang dan pendanaan terorisme, terutama jika identitas digital bisa diperjualbelikan. Worldcoin memang belum diselidiki langsung, tapi peringatannya jelas: risiko kriminal serius.
🇧🇷 6. Brasil: Pelarangan Total karena Ancaman Privasi
Brasil menjadi negara terbaru yang mengambil langkah tegas dengan melarang total aktivitas Worldcoin. Kementerian Kehakiman dan Keamanan Publik menyebut bahwa pengelolaan data biometrik Worldcoin tidak transparan dan melanggar prinsip privasi warga.
Dengan penguatan hukum perlindungan data (mirip GDPR di Eropa), Brasil menilai sistem enkripsi Worldcoin belum terbukti aman. Terlebih lagi, mereka mengecam pendekatan Worldcoin yang terlalu agresif di negara berkembang—yang seringkali punya kesadaran rendah soal privasi.
💣 Penutup: Dunia Belum Siap, atau Worldcoin yang Terlalu Nekat?
Lebih dari 6 juta pemindaian iris sudah dilakukan. Tapi 6 negara besar kini menyalakan alarm merah. Penolakan ini bukan sekadar masalah izin, tapi menyentuh isu mendalam: siapa yang mengontrol identitas kita di era digital?
Worldcoin mungkin menawarkan janji inklusi keuangan global, tapi dengan mengorbankan privasi sebagai mata uangnya. Di banyak negara, itu harga yang terlalu mahal.
📌 Catatan Akhir:
Artikel ini merujuk pada laporan KompasTekno dan CoinGeek, 6 Mei 2025.
Jika kamu pernah mendaftarkan iris mata ke Worldcoin, pastikan untuk memahami risiko jangka panjangnya. Identitas biometrik bukan seperti kata sandi. Tak bisa diganti. Tak bisa di-reset.
