Jakarta – Konsorsium investor yang dipimpin oleh Elon Musk mengajukan tawaran akuisisi untuk mengambil alih OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, dengan nilai senilai USD 97,4 miliar atau sekitar Rp 1.592 triliun. Tawaran ambisius ini, yang diarahkan untuk mengambil alih divisi non-profit OpenAI, langsung mendapat penolakan tegas dari CEO dan co-founder OpenAI, Sam Altman.
Menurut laporan dari The Wall Street Journal, tawaran tersebut merupakan bagian dari rencana untuk mengembalikan OpenAI ke prinsip open source yang selama ini menjadi landasan pendiriannya. Mark Toberoff, pengacara Elon Musk, menyatakan, “Sudah saatnya OpenAI kembali fokus pada keamanan dan open source, seperti yang seharusnya terjadi.” Pernyataan ini dikutip dalam laporan BBC pada Selasa (11/2/2025).
Konflik Visi dan Transformasi Struktur
Elon Musk dan Sam Altman awalnya mendirikan OpenAI pada tahun 2015 sebagai organisasi nirlaba dengan tujuan mengembangkan kecerdasan buatan demi kemaslahatan umat manusia. Namun, hubungan antara keduanya mulai renggang setelah Musk mengundurkan diri dari direksi pada tahun 2018. Kini, Altman tengah berupaya mengubah struktur OpenAI dari nirlaba menjadi for-profit guna mengamankan pendanaan yang lebih besar untuk pengembangan teknologi AI. Langkah ini mendapat kritik keras dari Musk, yang berpendapat bahwa transformasi tersebut menyimpang dari misi awal OpenAI.
Dalam sebuah postingan di platform X (Twitter), Altman dengan nada sarkastik menyatakan, “Tidak terima kasih, tapi kami akan membeli Twitter dengan nilai USD 9,74 miliar jika Anda mau.” Pernyataan ini semakin mempertegas perbedaan visi antara kedua tokoh mengenai masa depan OpenAI.
Nilai Tawaran dan Dukungan Investor
Tawaran yang diajukan oleh Musk, meskipun besar, masih jauh lebih rendah dibandingkan valuasi OpenAI yang mencapai USD 157 miliar pada putaran pendanaan terakhir di Oktober 2024. Upaya pengambilalihan ini didukung oleh inisiatif xAI serta sejumlah pemodal besar seperti Baron Capital Group dan Valor Management. Mereka berharap bahwa di bawah kepemimpinan Musk, OpenAI akan kembali menekankan nilai open source dan meningkatkan standar keamanan dalam pengembangan kecerdasan buatan.
Implikasi dan Prospek ke Depan
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi tambahan dari pihak Elon Musk atau OpenAI mengenai langkah selanjutnya. Perseteruan yang terus berkembang antara Musk dan Altman ini tetap menjadi sorotan utama di kancah industri teknologi global, mencerminkan perdebatan mendasar tentang bagaimana seharusnya kecerdasan buatan dikembangkan dan dikelola.
Konflik ini tidak hanya menyangkut nilai investasi dan struktur perusahaan, tetapi juga menyentuh visi tentang etika dan tanggung jawab dalam mengembangkan teknologi yang memiliki dampak besar pada masyarakat. Di tengah dinamika ini, keputusan yang diambil oleh kedua belah pihak akan sangat menentukan arah masa depan OpenAI serta lanskap teknologi AI secara global.