zPerpisahan yang Mengharukan
Aktris Nia Ramadhani baru saja mengantarkan nenek tercintanya, Hanna, ke tempat peristirahatan terakhir di TPU Tanah Kusir, Jakarta, pada hari Minggu, 26 Januari 2025. Kepergian sang nenek menimbulkan perasaan campur aduk bagi Nia. Meskipun ia merasa lega karena neneknya kini terbebas dari rasa sakit, perpisahan itu tetap menyisakan luka yang dalam.
“Rasanya lega karena oma tidak merasakan sakit lagi. Tapi, sebagai manusia, perpisahan ini tetap berat,” ungkap Nia dengan suara bergetar. Saat peti mati neneknya ditutup, air mata Nia tak dapat ditahan. “Rasanya sedih sekali karena itu adalah terakhir kali kami bisa melihat wajah oma,” tambah Nia, menggambarkan betapa berharganya momen tersebut.
Kesedihan Nia menjadi semakin mendalam saat mengenang semua kenangan indah bersama neneknya. Keduanya memiliki hubungan yang sangat dekat, dan kehilangan ini membuat Nia berusaha sekuat tenaga untuk tetap tegar demi keluarganya.
Kenangan Manis Bersama Oma
Putri Nia, Mikhayla, juga tak kalah emosional selama prosesi pemakaman. Mikhayla terlihat sangat terpukul, mencerminkan betapa dekatnya ia dengan neneknya. “Oma sering datang ke Jakarta, dan kami juga sering mengunjungi Amsterdam,” cerita Mikhayla. Sejak neneknya tinggal bersama mereka pada bulan Agustus lalu, kedekatan antara mereka semakin erat.
Mikhayla mengenang masa-masa indah yang mereka habiskan bersama. “Dari Agustus hingga sekarang, aku merasa lebih dekat dengan oma. Aku sering menginap di apartemennya. Ketika mendengar kabar oma meninggal, aku langsung menangis dan tidak percaya,” ungkapnya dengan penuh emosi.
Kehilangan neneknya adalah kejutan yang sangat berat bagi Mikhayla. Ia merasa bahwa setiap momen yang mereka habiskan bersama adalah kenangan yang akan selalu diingat. “Oma selalu bilang tidak ingin merepotkan siapa pun, meskipun ia sedang sakit,” tambahnya, menunjukkan betapa rendah hatinya nenek mereka.
Pesan Terakhir yang Menguatkan
Nia Ramadhani berusaha mengingat dan meneruskan pesan terakhir yang diberikan neneknya. “Oma selalu bilang kami tidak boleh terlalu bersedih. Meski sulit, kami mencoba untuk tetap kuat,” ungkap Nia. Ia merasa bahwa pesan tersebut adalah cara neneknya untuk mendorong keluarganya agar tidak terpuruk dalam kesedihan.
Dalam suasana haru, Nia terus mendoakan agar neneknya mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan. “Semoga jalan oma dimudahkan, amal baiknya diterima, dan kesalahan-kesalahan yang ada diampuni oleh Tuhan,” harap Nia. Rasa syukur juga diungkapkannya karena memiliki nenek yang penuh kasih dan perhatian.
Momen pemakaman ini menjadi refleksi bagi Nia dan keluarganya untuk mengenang semua kenangan indah dengan nenek. Mereka berkomitmen untuk selalu mengingat nilai-nilai yang diajarkan oleh nenek, agar dapat meneruskan warisan cinta dan kasih sayang dalam keluarga.
Menyongsong Masa Depan
Kepergian neneknya tidak hanya meninggalkan kesedihan, tetapi juga pelajaran berharga bagi Nia dan keluarganya. Mereka bertekad untuk tetap kuat dan saling mendukung satu sama lain. “Kami akan berusaha untuk tidak larut dalam kesedihan, mengikuti pesan oma,” kata Nia penuh harap.
Kedekatan antara Nia dan Mikhayla pun semakin terjalin setelah melewati momen sulit ini. Mereka saling mendukung dan mengingat kenangan indah yang telah mereka lalui bersama nenek. “Kami akan selalu mengenang oma dalam hati kami,” tutup Nia, menunjukkan tekadnya untuk meneruskan warisan cinta dari neneknya.