Kematian Siswa SMP di Deli Serdang: Peringatan untuk Sistem Pendidikan

Peristiwa Tragis

Seorang siswa SMP berinisial RSS (14) di Deli Serdang meninggal setelah dihukum oleh gurunya yang memaksa melakukan squat jump sebanyak 100 kali. Kematian ini terjadi pada 26 September 2024, dan segera memicu kemarahan di kalangan masyarakat.

Ibu korban, Yuliana Derma Padan, menceritakan bahwa anaknya mengeluh sakit sebelum kejadian. “Dia bilang, ‘Mak, kakiku sakit sekali,’ dan saya membawanya ke rumah sakit,” katanya. Sayangnya, setelah mendapatkan perawatan, RSS dinyatakan meninggal dunia.

Tanggapan dari Pihak Berwenang

Pihak berwenang segera mengambil tindakan dengan menonaktifkan guru yang bersangkutan. Pj Sekda Deli Serdang, Citra Efendy Capah, menegaskan bahwa metode hukuman fisik yang ekstrem tidak boleh terjadi lagi. “Kami akan memastikan bahwa semua guru mematuhi standar yang lebih baik dalam mendidik siswa,” ujarnya.

Kejadian ini menjadi fokus perhatian, tidak hanya di Deli Serdang tetapi juga di seluruh Indonesia, di mana kekerasan di sekolah menjadi topik yang hangat dibicarakan. Banyak orang tua mulai mempertanyakan bagaimana sistem pendidikan mereka dijalankan.

Reformasi Pendidikan

Dalam konteks ini, penting untuk melakukan reformasi pendidikan. Banyak yang percaya bahwa pendidikan harus dilakukan dengan pendekatan yang lebih manusiawi. “Kami ingin agar sekolah menjadi tempat yang aman untuk anak-anak kami,” ungkap seorang pendidik yang mendukung perubahan ini.

Tragedi RSS harus menjadi peringatan bagi semua pihak untuk mengevaluasi kembali metode pendidikan yang digunakan di sekolah. Investigasi yang sedang berlangsung diharapkan dapat memberikan keadilan bagi keluarga dan mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.

Exit mobile version