Tabiat yang Terungkap
Baim Cilik, atau Baim Alkatiri, baru-baru ini menarik perhatian publik dengan pengakuan mengejutkan tentang sang ayah. Dalam sebuah wawancara mendalam, Baim mengungkapkan bahwa ayahnya tidak menjalankan tanggung jawabnya sebagai orang tua. Ia merasa kesal dan bingung dengan sikap ayahnya yang tiba-tiba pergi tanpa penjelasan yang jelas.
Sejak kecil, Baim mengaku tidak memiliki kedekatan emosional dengan ayahnya. Ia bahkan merasa kehilangan arah ketika tiba-tiba sang ayah menghilang dari kehidupannya. “Aku bertanya-tanya, mengapa dia pergi begitu saja? Tidak ada komunikasi, tidak ada penjelasan,” ungkap Baim dengan nada penuh kekecewaan. Menurut informasi terakhir, ayahnya kini tinggal di Australia, namun hubungan mereka sudah terputus.
Kekecewaan yang Mendalam
Baim menjelaskan bahwa sejak tahun 2022, ia tidak menerima nafkah dari ayahnya. Hal ini membuatnya merasa tertekan, terutama dalam urusan pendidikan. “Sekolah itu mahal. Aku harus membiayai semuanya sendiri. Tidak seharusnya aku yang menanggung semua biaya ini,” tegas Baim. Ia berharap ayahnya bisa menyadari kesalahannya dan mulai bertanggung jawab.
Dalam wawancara tersebut, Baim juga mengungkapkan bahwa ia merasa tidak hanya ditinggal secara finansial, tetapi juga emosional. “Rasanya sangat menyakitkan ketika orang tua tidak peduli. Aku merasa seolah-olah tidak dihargai,” tambahnya. Kekecewaan ini membuat Baim bertekad untuk tidak mengikuti jejak ayahnya ketika ia kelak menjadi orang tua.
Tuntutan Pertanggungjawaban
Baim menuntut agar ayahnya bisa bertanggung jawab atas semua keputusan yang diambil. “Aku ingin dia mengakui kesalahannya. Setiap orang tua harus peduli pada anak-anak mereka,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa pendidikan adalah hak setiap anak, dan orang tua seharusnya mendukungnya.
“Aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk membiayai pendidikan dan kehidupanku sendiri. Sekarang, aku ingin dia bertanggung jawab atas keputusannya,” jelas Baim. Ia berharap agar ayahnya bisa mendengar dan mengerti perasaannya, sehingga hubungan mereka bisa diperbaiki.
Komunikasi yang Terputus
Dalam wawancara itu, Baim mengingat kembali momen terakhir berkomunikasi dengan ayahnya. Menurutnya, komunikasi terakhir terjadi saat Lebaran tahun lalu. “Setelah itu, aku tidak bisa menghubunginya lagi. Aku merasa sangat kehilangan,” kenangnya. Baim mengungkapkan bahwa setelah Lebaran, nomor teleponnya diblokir oleh sang ayah, yang semakin menambah rasa sakitnya.
“Rasanya seperti ditinggalkan tanpa alasan. Kenapa seorang ayah bisa melakukan itu pada anaknya?” tambah Baim dengan penuh emosi. Ia berharap agar ada perubahan dalam sikap ayahnya, meskipun harapan itu tampak semakin samar.
Pelajaran untuk Masa Depan
Baim berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama ketika ia menjadi orang tua. “Aku belajar bahwa tanggung jawab adalah hal yang sangat penting. Nanti, jika aku jadi ayah, aku ingin menjadi ayah yang baik dan bertanggung jawab,” ungkapnya. Ia ingin menjadikan pengalamannya sebagai pelajaran bagi orang lain.
“Setiap anak berhak mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari orang tua. Aku ingin memberi yang terbaik untuk anak-anakku kelak,” tutup Baim, penuh harapan untuk masa depannya.